Sekilas pandang Gerakan Berea di Indonesia

"Benih yang ditanam oleh seorang perempuan Korea, kini semakin berkembang di Indonesia"

Sejarah gereja dunia yang dimulai dengan 12 rasul Yesus Kristus, dan berkembang dengan 120 orang yang menerima Roh Kudus Di loteng Markus. Sejak itu injil tersebar ke seluruh dunia dan gereja Kristus mengalami banyak sekali gerakan-gerakan ataupun reformasi yang bertujuan membawa gereja Kristus kembali pada Alkitab. Melalui sejarah gereja kita dapat melihat gerakan-gerakan ini dan gerakan terakhir yang terjadi pada abad ke 19 yaitu gerakan Pentakosta yang sekarang mewabahi gereja-gereja di dunia. Akankah adanya gerakan baru lagi yang akan melanda gereja Kristus di abad ini, sebelum Tuhan Yesus datang yang kedua kalinya.

Hal ini dapat kita lihat bagaimanakah keadaan gereja-gereja Kristus di dunia umumnya dan gereja di Indonesia khususnya, apakah gereja-gereja Kristus yang sekarang ada dengan berbagai dogma dan doktrin masing-masing gereja, sungguh bisa membawa jemaat Kristus mempunyai iman yang berpusat pada Allah dan menjalankan kehidupan iman yang sesuai dengan Alkitab dan dituntun dengan Roh Kudus dalam kehidupan iman, biarlah mata dan hati kita yang menjawab pertanyaan tersebut.

Apakah orang-orang Kristen sungguh-sungguh percaya pada Allah dan Yesus Kristus yang di utus oleh Allah dan apakah kita benar-benar percaya pada Alkitab dan mengenal satu-satunya Allah dan Yesus Kristus yang diutus Allah seperti yang dijelaskan dalam Alkitab? Keberadaan hidup orang percaya pada masa kini, lebih mengutamakan pikiran, perasaaan dan emosi yang melampaui Firman Allah dalam Alkitab.

Dr. Kim Ki Dong yang adalah pelopor dari gerakan Berea sudah melihat hal-hal ini terjadi pada gereja Korea dan gereja-gereja dunia, sehingga mulai sejak tahun 1962 beliau mencetuskan gerakan Berea di Korea hingga keseluruh dunia, dan mengirimkan misionaris-misionaris keseluruh dunia untuk menggerakkan gerakan Berea.

Cita-cita gerakan Berea adalah agar semua jemaat Kristus memiliki iman yang diperoleh melalui Alkitab yang berdasarkan Gambaran Kehendak Allah yang seutuhnya sebagai intisari dari Alkitab.

Sekarang gerakan Berea sudah menyentuh lebih dari 40 negara di lima benua yang ada di dunia. Indonesia sebagai salah satu negara Islam terbesar didunia dan ada sekitar 323 denominasi gereja Kristus juga tidak terluput dari angin gerakan Berea melalui kunjungan beberapa kali Dr. Kim Ki Dong ke Indonesia.

Akhirnya diutuslah Pdt. Yohana Koh pada tahun 1995 ke Indonesia. Dengan pengetahuan bahasa Inggris yang minim dan tanpa mengenal keberadaan negara Indonesia maupun bahasa Indonesia, sebagai seorang perempuan asing datang ke negara yang sangat asing untuk memulai memperkenalkan gerakan Berea di Indonesia.

Pada tahun itu juga Dr. Kim datang untuk mengadakan seminar di GBI Modernland Tangerang (d/h GBI Bethany) dengan segala doa dan pengorbanan dari Pdt. Yohana Koh.

Dengan ketekunan, tekad yang kuat dan sambil belajar bahasa Indonesia di Universitas Indonesia, beliau dapat memperkenalkan dan menggerakkan gerakan Berea di Indonesia.

Akhirnya terbentuknya jemaat Korea yang terdiri dai beberapa keluarga Korea untuk beribadah bersama. Dengan berjalannya waktu Allah terus membuka jalan bagi Pdt. Yohana Koh dapat bertemu dengan beberapa tokoh-tokoh Kristen di Jakarta dan Tangerang, yaitu Pdt. Hosea Litaniwan dan Pdt. Boy Mangowal, sehinga dapat diadakan seminar Dr. Kim Ki Dong pada tahun 2000 di Gedung Menara Era Senen.

Pada kesempatan ini juga dibuka kelas Akademi Berea angkatan yang pertama. Dan sejak tahun itu juga setiap tahun sampai saat ini Dr. Kim Ki Dong datang ke Indonesia untuk mengadakan seminar bagi hamba Tuhan yang ada Di Indonesia. Juga pada tahun itu juga diterbitkan buku Si Bisu dalam bahasa Indonesia yang berisi riwayat Dr. Kim Ki Dong bertemu dengan Yesus.

Pada tahun 2002 telah diwisuda lulusan angkatan pertama Akademi Berea termasuk juga Pdt. Joko Basuki dari GBI yang juga terlibat dalam menterjemahkan buku–buku karya Dr. Kim Ki Dong, yang kini sudah terbit 12 buku dalam bahasa Indonesia.

Tuhan semakin membuka jalan buat gerakan Berea, sehingga pada tahun 2002 beberapa alumni Akademi Berea membentuk gereja Berea dengan tatacara ibadah yang sama dengan gereja Seoul Sungrak di Korea. Saat ini Gereja Berea sudah mempunyai 3 tempat ibadah di Karawaci, Tomang dan Bandung.
Ibadah pertama Gereja Berea Biblikal di Lippo Karawaci bermula dari 10 jemaat
Gereja Berea yang dimulai 10 orang pada tahun 2002 sudah berkembang menjadi 120 jemaat. Pada Januari 2006 dua orang alumni Akademi Berea angkatan pertama yaitu Pdt. Samuel S Tarman dan Pdt. Junaidi Tjendra ditahbiskan menjadi Pendeta di Gereja Sungrak Seoul , sehingga pelayanan jemaat Berea di Indonesia bisa lebih lagi ditingkatkan dan untuk membantu Pdt. Yohana Koh, baik dalam pengembangan jemaat maupun dalam gerakan Berea.


Akademi Berea yang dimulai pada tahun 2000 saat ini sudah berkembang menjadi 8 angkatan. Pada tahun 2006 ini juga para alumni Akademi Berea membentuk satu wadah baru yang disebut IBF (Indonesia Berea Fellowship) dengan ketua umum Bpk Mayjen (purn) Pranowo. Wadah ini dibentuk dengan anggota dari berbagai denominasi gereja yang merindukan jemaat Kristus dapat kembali pada Alkitab, dan mengenal gambaran kehendak Allah yang seutuhnya.


Benih yang kecil yang ditanam oleh seorang Perempuan Korea, yaitu Pdt. Yohana Koh saat ini semakin berkembang di Indonesia. Dan atas rencana Tuhan juga pada tahun ini kami dapat membeli sebidang tanah seluas hampir 5000m2 didaerah Pondok Cabe, yang mana diatas tanah ini nantinya akan dibangun gedung Berea Centre, yang akan menjadi pusat gerakan Berea di Indonesia.


Gerakan Berea akan berlangsung terus walaupun dengan berbagai tantangan karena inilah gerakan terakhir yang akan membawa perubahan pada gereja Kristus di Indonesia yang akan berlangsung sampai generasi selanjutnnya sampai Tuhan Yesus datang yang kedua kalinya.

Peserta yang selalu penuh dalam setiap acara Retret. Dengan antusias peserta mengikuti dan mendengarkan firman yang di sampaikan oleh Dr. Kim Ki Dong

Penulis Pdt Junaidi Tjendra